Spanduk Kampanye Ramadhan, (Foto Kompasiana) |
"HORMATILAH ORANG BERPUASA dan HORMATILAH BULAN RAMADHAN". dll
Lalu di bawahnya ada logo partai politik, ditambah foto-foto caleg atau ketua partai ini ketua partai itu yg menampilkan diri dalam senyum serta (mendadak jadi) berbaju muslim dan berkerudung...
Ini mengingatkan saya pada tulisan Gus Mus beberapa tahun silam. Bahwa orang berpuasa tidak gila hormat.
Bulan Ramadan tidak pernah minta dihormati, apalagi dengan cara-cara dangkal seperti yang dilakukan oleh para pelaku politik dan industri di televisi... Hmmm.
Sedikit ulama juga sering mengatakan bahwa orang berpuasa yg istiqomah dan tawadhu adalah manusia-manusia yang tidak gampang masuk angin, sehingga dengan lantang ia akan berkata : "Wahai penjual makanan, bukalah warungmu lebar-lebar siang hari. Bahkan wahai para wanita-wanita genit celana hotpants, datanglah kepadaku tiga kali sehari jika itu yang kau inginkan.
Tapi jangan kecewa jika aku ternyata tak tergiur dengan goda dan rayuanmu, karena aku sedang berusaha ikhlas sungguh-sungguh menjalankan ibadah kepada Tuhanku...".
Wallhu a'lam
Sebenarnya bagi awak pribadi gak terpengaruh dengan penjual makanan di siang bolong. Kita bukan baru sehari duhari berpuasa.
BalasHapus@Dinneno : Ya memang harus begitu bang, se enak apapun itu makanan, sebagus apapun itu iklan di TV tetap bahkan tak berminat. seperti bang din bilang, bukan sehari dua hari kita berpuasa
BalasHapus