Sebuah study dalam neurobiology atas perasaan kekaguman dan manusiawi ternyata dapat ditimbulkan dari konsumsi media. Mungkin terlalu cepat mengatakan bahwa Twitter dan Facebook telah menghancurkan moralitas konsumen, namun tidak terlalu cepat untuk mengetahui apa saja kegiatan konsumen dalam situs jejaring social tersebut. Dalam paper yang dipublikasikan, Senin (13/04) lalu di National Academy of Sciences, 13 orang menunjukkan bahwa dampak multimedia dapat memunculkan rasa empathy, seperti rasa takut dan marah.
Dalam paper tersebut juga disebutkan bahwa system empati di otak hanya berlangsung selama enam hingga delapan detik. Paper yang berjudul "Can Twitter Make You Amoral? Rapid-fire Media May Confuse Your Moral Compass” tersebut juga memberikan spekulasi bahwa rasa simpati tidak dihubungkan kepada kebiasaan konsumsi media, namun justru situs jejaring social seperti Facebook dan Twitter yang dapat membuat pola social generasi baru tersebut.
Paper tersebut juga menyebutkan bahwa sebagian besar orang yang membaca kata atau sesuatu yang menarik mengenai teman, baik di Twitter atau Facebook, ataupun hanya melihat link dari kisah tragis, mereka akan cenderung lambat merespon. Dengan membuka link ke kisah atau videonya membuat terjadi hubungan neurobiology perasaan kasihan lebih nyata.
Dalam paper tersebut juga disebutkan bahwa system empati di otak hanya berlangsung selama enam hingga delapan detik. Paper yang berjudul "Can Twitter Make You Amoral? Rapid-fire Media May Confuse Your Moral Compass” tersebut juga memberikan spekulasi bahwa rasa simpati tidak dihubungkan kepada kebiasaan konsumsi media, namun justru situs jejaring social seperti Facebook dan Twitter yang dapat membuat pola social generasi baru tersebut.
Paper tersebut juga menyebutkan bahwa sebagian besar orang yang membaca kata atau sesuatu yang menarik mengenai teman, baik di Twitter atau Facebook, ataupun hanya melihat link dari kisah tragis, mereka akan cenderung lambat merespon. Dengan membuka link ke kisah atau videonya membuat terjadi hubungan neurobiology perasaan kasihan lebih nyata.
Sebuah review dari format berita tabloid di Journal of Broadcasting and Electronic Media menemukan bahwa efek psikologis kekaguman atau kasihan diperoleh dari apa yang mereka lihat atau secara visual, kecuali jika subject bersifat membosankan. Tabloid storytelling juga tampil untuk memproduksi sisi kognitif hingga overload. Dari kesimpulan dalam paper tersebut, akhirnya menemukan bahwa efek neurological yang berupa perasaan kagum atau kasihan, berasal dari media yang berbeda, bisa dari tabloid dan TV yang mampu membuat sebagian orang selalu menonton walaupun content tidak menarik. Sementara untuk situs jejaring social, tidak secara otomatis membuat pengguna menjadi immoral, hanya saja efek secara langsungnya tidak sekencang dari yang diperoleh melalui TV atau media cetak.
Source :
beritaNET
0 komentar:
Posting Komentar