Tahukah anda bagaimana cara orang menjinakkan gajah? Ketika gajah masih kecil, pawang gajah mengikat kakinya dengan seutas tali. Lalu tali itu diikatkan pada sebuah tonggak yang kokoh.
Gajah yang masih lemah tadi berusaha untuk memutuskan tali yang mengikatnya, namun selalu gagal. Setelah mencoba beratus-ratus kali dan selalu gagal, pengalaman itu menjadi pesan yang kuat di dalam otaknya, “Saya tidak mungkin memutuskan tali ini.”
Waktu pun berlalu. Gajah itu menjadi semakin besar dan kuat. Sekarang gajah tersebut sebenarnya dapat memutuskan tali yang mengikatnya. Namun pengalaman-pengalaman kegagalannya telah membuat gajah tersebut tidak pernah mau mencoba memutuskan tali yang mengikat kakinya.
Gajah yang masih lemah tadi berusaha untuk memutuskan tali yang mengikatnya, namun selalu gagal. Setelah mencoba beratus-ratus kali dan selalu gagal, pengalaman itu menjadi pesan yang kuat di dalam otaknya, “Saya tidak mungkin memutuskan tali ini.”
Waktu pun berlalu. Gajah itu menjadi semakin besar dan kuat. Sekarang gajah tersebut sebenarnya dapat memutuskan tali yang mengikatnya. Namun pengalaman-pengalaman kegagalannya telah membuat gajah tersebut tidak pernah mau mencoba memutuskan tali yang mengikat kakinya.
Setiap kali ia akan mencoba untuk memutuskan talinya, selalu ada suara di dalam dirinya yang mengatakan, “Saya tidak mungkin memutuskan tali ini.” Apa akibatnya? Gajah tersebut tidak pernah mencapai potensi maksimal yang ada di dalam dirinya.
Apakah yang menghalangi seseorang untuk mencapai potensi maksimalnya? Di dalam diri orang-orang yang hidup medioker (mediocre, biasa-biasa) ada banyak kata-kata diri (self-talk) yang membatasi diri mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka. Misalnya:
• “Saya sudah mencoba, tetapi tidak bisa.”
• “Bagi saya itu tidak mungkin.”
• “Saya belum pernah mencobanya.”
• “Pengalaman saya mengatakan bahwa hal itu mustahil.”
Semua pengalaman buruk tersebut mengakibatkan trauma. Selain itu, kehidupan yang dipenuhi dengan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan membuat kita ingin hidup di zona nyaman (comfort zone).
Orang-orang medioker memilih untuk hidup di zona nyaman, karena mereka tidak berani membayar harga. Mereka hidup sama seperti gajah tadi, yang setiap kali ingin mengatasi keterbatasannya selalu teringat pada trauma kegagalannya ketika berusaha memutuskan tali.
Bagaimana dengan anda? Apakah pengalaman-pengalaman buruk anda di masa lampau telah menjadi pengikat yang membatasi diri anda untuk mencapai potensi maskimal anda? Berusahalah untuk sedikit demi sedikit keluar dari zona nyaman anda.
setuju.. saya juga dulu anti ama banyak hal.. tapi sekarang saya tau.. kalo saya harus coba semua hal.. karena dengan itu saya bisa tau potensi apa yang saya miliki..
BalasHapuscontoh saja.. dulu sma saya ga suka bgt ma yang namanya presentasi di dpan klas.. skarang (kuliah), saya 5 kali lbih suka presentasi daripada tugas paper.. apalagi kalo bahanya saya pahami..siiip dah..
intinya.. jangan resist ato ngindar.. hadapi semua dengan tawa dan senyum..(emang gila ye??hehe)..
btw..
buka blog saya ya..
http://penunggangblurevo.blogspot.com/
mau tukeran link?
Seperti prinsip saya .....
BalasHapusMaju terus, pantang mundur.
selama hayat masih di kandung badan
Percayalah kamu bisa ....
Humam