RAMADHAN 1429 Hijriah tinggal hitungan hari, Insya Allah, Senin kita sudah memasuki 1 Ramadhan. Tentunya, kedatangan Ramadhan tidak disikapi dengan rasa dongkol atau jengkel karena puasa dianggap beban. Tetapi harus disikapi dengan rasa syukur dan penuh keimanan. Paling tidak Allah masih memberi umur kepada kita untuk sampai pada Ramadhan 1429 H. Jika kita melihat kebelakang, banyak di antara saudara-saudara kita telah lebih dahulu dipanggil Allah. Mereka tidak lagi ‘hadir’ dalam Ramadhan kali ini. Ramadhan 1428 Hijriah adalah Ramadhan terakhir mereka. Jadi hal inilah yang patut disyukuri karena kita bisa menambah amalan kita di bulan suci ini.
Paling tidak ketika Ramadhan hadir di tengah-tengah kita, ia akan disikapi dengan dua hal. Pertama: menyambutnya dengan sukacita, karena mereka tahu, bulan ini adalah bulan yang banyak memiliki keistimewaan dari bulan-bulan lainnya. Kedua: menyambutnya dengan tanpa ekspresi artinya biasa-biasa saja, dan ketiga: menyambutnya dengan perasaan duka cita karena mereka akan merasa terbelenggu dengan kehadiran bulan Ramadhan, karena biasanya aktifitas di bulan ini sangat dibatasi. Saya tidak tahu, di posisi mana Anda berada, mudah-mudahan kita semua pada posisi pertama tersebut, yaitu sangat sukacita menyambutnya.
Lalu persiapan apa saja yang harus kita lakukan untuk bulan suci ini? Banyak hal yang bisa kita persiapkan. Mulai dari agenda selama Ramadhan hingga rencana-rencana ke depan lainnya.
Paling tidak ketika Ramadhan hadir di tengah-tengah kita, ia akan disikapi dengan dua hal. Pertama: menyambutnya dengan sukacita, karena mereka tahu, bulan ini adalah bulan yang banyak memiliki keistimewaan dari bulan-bulan lainnya. Kedua: menyambutnya dengan tanpa ekspresi artinya biasa-biasa saja, dan ketiga: menyambutnya dengan perasaan duka cita karena mereka akan merasa terbelenggu dengan kehadiran bulan Ramadhan, karena biasanya aktifitas di bulan ini sangat dibatasi. Saya tidak tahu, di posisi mana Anda berada, mudah-mudahan kita semua pada posisi pertama tersebut, yaitu sangat sukacita menyambutnya.
Lalu persiapan apa saja yang harus kita lakukan untuk bulan suci ini? Banyak hal yang bisa kita persiapkan. Mulai dari agenda selama Ramadhan hingga rencana-rencana ke depan lainnya.
Kenapa hal ini perlu kita lakukan, mengingat banyak kegiatan yang bisa dilakukan pada Ramadhan. Antara lain kembali mempererat hubungan kekeluargaan antara ayah, ibu dan anak. Selama ini mungkin hubungan ini agak menjauh, karena masing-masing sibuk. Karena kesibukan jarang berkumpul di rumah. Tetapi dengan adanya Ramadhan boleh jadi, rutinitas pertemuan akan semakin tinggi. Karena biasanya, berbuka dan sahur dapat dilakukan bersama-sama di rumah atau sekali-kali berbuka di luar rumah.
Agenda yang tidak kalah pentingnya adalah ‘menimba’ ilmu agama, karena biasanya di beberapa tempat dilakukan muzakarah, ceramah atau diskusi agama yang dilakukan di beberapa tempat. Mulai dari tv, masjid hingga ormas-ormas Islam mengadakan hal ini. Jadi, pemahaman Islam akan bertambah karena seringnya kita menghadiri acara-acara semacam ini.
Selain itu, juga agenda berbagi antar sesama. Insya Allah, rejeki pada bulan Ramadhan bukan berkurang tetapi bertambah. Sehingga di bulan Ramadhan sangat mudah orang mengeluarkan uang untuk membantu sesamanya. Seolah-olah dengan Ramadhan kita dipacu untuk ikhlas memberi kepada orang lain, sehingga orang yang tidak mampu pun menikmati kehadiran Ramadhan, karena ia bisa berbuka di mana ia suka, dengan menu berbuka yang berbeda-beda.
Terlepas dari hal itu semua, selain agenda-agenda yang telah disebut tadi, yang paling penting dalam memasuki bulan Ramadhan ini adalah mensucikan hati. Hati harus benar-benar dibersihkan, kita harus saling maaf memaafkan, karena orang yang belum memaafkan kepada tetangga, saudara yang pernah ia sakiti, amalan puasanya tidak akan diterima Allah. Oleh karena itu, Ramadhan mengajarkan kita untuk selalu membersihkan hati, menjalin silaturahmi dan memperkuat ukhuwah islamiyah.
Mudah-mudahan, Ramadhan kali ini menciptakan diri kita menjadi insan-insan yang bertakwa kepada Allah SWT. Mari jadikan kita orang yang tahu bersyukur kepada Allah. Mari jadikan diri kita untuk selalu berbagi dengan orang lain, dan mari jadikan diri kita untuk selalu bersifat optimisme dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini. Raihlah lailatul qadar, hiasi malam kita dengan shalatul lail dan berpuasalah kita dengan sebenar-benar puasa, tidak hanya puasa dari makan dan minum saja, tetapi berpuasa dari hal-hal yang menghilangkan pahala puasa kita.
Ingat, boleh jadi inilah Ramadhan terakhir bagi kita. Dan kalau itu sudah terpatri di dalam hati kita, insya Allah, kita akan bersungguh-sungguh menjalani Ramadhan ini untuk mendapatkan predikat takwa. Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan. Mari bersihkan diri dan bersihkan hati dan Selalulah berbagi.
0 komentar:
Posting Komentar